Ini Syaratnya agar Harga Sawit Riau Rp 2 Ribu per Kg

RiauCitizen.com, Pekanbaru - Asosiasi Petani Perkebunan Provinsi Riau (Aspekpir) ternyata juga mengakui bahwa pemanfaatan hasil CPO di Riau masih sangat kurang. Melimpahnya produksi CPO di Riau bisa jadi potensi besar agar CPO lokal tidak lagi terus-terusan bergantung dengan pasar ekspor.

"Sebenarnya permasalahannya disitu memang. Kalau saja pemanfatannya bisa dimaksimalkan dalam lokal, tentu kita tidak bergantung terlalu besar dengan pasar ekpor,” ujar Anggota Aspekpir, Supoyo, Selasa (27/01/2015).

Dia menambahkan, kalau saja pemanfaatan CPO dalam lokal ini bisa teratasi, tentunya sangat memberikan pengaruh besar bagi petani sawit di Riau. Terutama untuk mendongkrak harga agar lebih tinggi.

"Selama ini kita masih bergantung pada pasar ekspor. Asalkan pemanfaatan itu bisa dilakukan di Riau, harga TBS bisa saja sampai Rp 2 ribu," tambahnya.

Sementara itu, Dinas Perkebunan Provinsi Riau menilai bahwa presentase bio diesel dalam negeri perlu ditingkatkan, terutama di pasar diesel nasional. Hal ini sangat berkaitan erat dengan pemanfaatan CPO untuk dalam negeri.

Kabid Promosi dan Pengolahan Hasil Perkebunan (PPHP) Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Ferry HC mengatakan, bahwa sebelumnya negara sudah mengeluarkan pernyataan untuk meningkatkan pemakaian CPO dalam negeri, terutama disektor pengembangan energi.

Dia menyebutkan, hal ini bisa saja dilakukan dengan cara meningkatkan persentase biodiesel dipasar diesel nasional. "Kalau sebelumnya kita itu murni memakai bahan bakar diesel dari crude oil atau dari fosil, untuk dieselnya. Ini yang perlu ditingkatkan lagi," ujarnya.

Sejauh ini pemanfaatan biodiesel dalam negeri sudah mencapai 5 persen sampai 10 persen, sudah dicampur dengan crude oil. Menurut Ferry, ini yang perlu ditingkatkan mencapai 20 persen. Sebenarnya hal ini sudah bisa ditangani nasional. Meski Riau hari ini memproduksi CPO terbesar, tetap saja wewenang tersebut masing dipegang pemerintah pusat.

"Untuk olahannya, kan masih terpusat di Pertamina. Kalau di Riau sendiri, walaupun ada Pertamina, itu hanya unit pemasaran. Sementara kilang di Dumai hanya untuk membersihkan minyak mentah," tambahnya. (Bertuahpos.com)