RiauCitizen.com, Nasional - Makan tiga kali sehari sudah menjadi bagian dari rutinitas kita, namun tahukah Anda bahwa konsep makan tiga kali sehari tidak memberikan efek kesehatan apapun bagi tubuh?.
Abigail Carrol seorang sejarawan dalam bukunya berjudul "Three Squares: The invention of the American Meal" menjelaskan bahwa konsep makan tiga kali sehari tidak memberikan efek kesehatan apapun bagi tubuh. Waktu makan tiga kali dalam sehari justru dapat memberikan dampak buruk.
Abigail Carrol menjelaskan lebih lanjut bahwa waktu makan tiga kali dalam sehari merupakan tradisi yang berasal dari budaya Eropa di abad pertengahan yang kini menjadi pola makan di masyarakat.
Mereka yang sarapan sebelum beraktivitas di pagi hari dengan mereka yang melewatkan sarapan ternyata tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Fakta tersebut diungkapkan setelah para peneliti dari University of Bath, Inggris menemukan tidak ada perbedaan antara mereka yang sarapan atau tidak sarapan.
Mereka yang sarapan membakar lebih banyak kalori daripada mereka yang melewatkan waktu sarapan. Akan tetapi, mereka yang sarapan akan membakar lebih banyak kalori di hari berikutnya. Intinya, kalori yang masuk dan keluar memiliki jumlah yang sama bagi keduanya.
Selain itu, sarapan di pagi hari yang dianggap penting oleh masyarakat hanyalah sekadar kampanye yang digalakan oleh para perusahaan sereal dan juice untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh para peneliti dari University of Alabama. Mereka menemukan bahwa tidak ada perbedaan apapun terhadap diet yang dilakukan oleh mereka yang sarapan atau tidak sarapan.
Sebuah jurnal penelitian yang terbit tahun 2010 berjudul "The British Journal of Nutrition Food" mengungkapkan tidak ada perbedaan total kalori yang masuk ke dalam tubuh bagi mereka yang makan sehari tiga kali sehari dalam porsi besar atau mereka yang makan enam kali sehari dalam porsi kecil. Para peneliti juga menemukan tidak ada perbedaan hormon dan berat badan di antara keduanya.
Fakta lain menyebutkan bahwa melewatkan waktu makan atau berpuasa justru memberikan efek yang lebih baik bagi tubuh daripada terikat dalam pola makan yang kita kenal selama ini.
Mengapa melewatkan jam makan dan berpuasa justru dianggap memberikan efek yang baik bagi tubuh?
Berpuasa selama dua hari atau lebih dipercaya mampu meningkatkan sistem imun tubuh terutama bagi mereka yang berusia lanjut dan para penderita kanker.
Berpuasa mampu memaksa tubuh untuk mengganti sel-sel yang tua dan rusak. Valter Longo seorang peneliti dari University of Southern California mengatakan bahwa ketika kita merasa lapar, sistem tubuh kita berusaha untuk menghemat energi, dan satu hal yang dilakukan untuk menghemat energi itu adalah mendaur ulang sel imun yang tidak dibutuhkan, terutama sel yang mungkin dianggap berbahaya bagi tubuh.
Longo dan para peneliti lainnya juga menemukan fakta, berpuasa dalam waktu dua sampai empat hari setiap enam bulan memaksa tubuh untuk bertahan dengan memakai gula dan lemak yang selama ini tersimpan, dan membuang sel-sel yang telah tua dan rusak.
Kemudian tubuh akan mengirim sinyal kepada stem cell untuk meregenerasi sel tubuh dan membangun ulang seluruh sistem tubuh sehingga akan muncul proteksi tambahan bagi tubuh terhadap infeksi dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Editor Six
Sumber : dailymail.co.uk
0 Komentar untuk "Makan Tiga Kali Sehari Diragukan Manfaatnya"