Suparman Minta Izin Achmad Maju Pilkada Rohul

RiauCitizen.com, RokanHulu - Suparman kembali menyatakan kesiapan dirinya sebagai bakal calon (balon) Bupati Rokan Hulu (Rohul) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Rohul 9 Desember 2015. Bahkan, dirinya minta dukungan dari Bupati Rohul Achmad.

Hal itu disampaikan Suparman saat menghadiri Malam Silaturrahim Plt Gubernur Riau H. Arsyadjuliandi Rachman bersama masyarakat Rohul, sekaligus pembukaan Rapat Koordinasi Teknis Pembangunan Perkebunan se-Provinsi Riau di Convention Hall Masjid Agung Madani Islamic Center Pasirpangaraian, Ahad (5/4/15) malam.

Pada acara dihadiri seluruh Kepala Dinas Perkebunan se-Provinsi Riau tersebut, secara jujur Suparman mengakui bahwa dirinya adalah keponakan Achmad.

"Sebagai keponakan, saya minta izin kepada Pak Achmad, agar saya diizinkan sebagai balon Bupati Rohul," kata Suparman dalam sambutan di acara yang juga dihadiri ribuan petani dan pengurus koperasi di Rohul.

Masih dalam sambutannya, Ketua DPRD Riau ini bahkan mengakui bahwa dirinya bisa saja berpasangan dengan Ketua DPRD Rohul Nasrul Hadi di Pilkada serentak nanti.

Menurut Suparman, apa yang dikatakan Plt Gubri Aryadjuliandi kepada dirinya, Bupati Rohul akan datang akan terima bersih alias TB. Pasalnya, semua infrastruktur telah dibangun oleh Bupati Rohul saat ini.

Saat ekspos tentang kerusakan jalan status provinsi dan beberapa infrastruktur lain seperti sektor pendidikan yang perlu dibangun di Kabupaten Rohul, Bupati Achmad meminta komitmen Suparman untuk memperjuangkan dana pembangunan, baik dari APBD Riau atau APBN.

"Kalau Pak Suparman mau jadi Bupati Rohul harus komitmen, bagaimana memperjuangkan dana untuk pembangunan infrastruktur di daerah ini," singgung Bupati Achmad.

Hal serupa juga dikatakan Bupati Achmad saat menyinggung masalah nasib petani perkebunan di Kabupaten Rohul. Menurutnya, jika Suparman menjadi Bupati Rohul, dirinya harus komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan petani.

Pasalnya, saat ini, ungkap Achmad, harga hasil perkebunan petani terus menurun, baik harga karet dan harga kelapa sawit. Menurut Achmad, salah satu penyebabnya, selain salah dalam memilih bibit, faktor jalan rusak juga mempengaruhi harga produksi perkebunan. (rtc/iza)