Tiongkok Rekrut Pemuda untuk Buru Koruptor

RiauCitizen.com, Internasional - Pemerintah Tiongkok membentuk sebuah tim yang akan bertugas memburu para koruptor Negeri Tirai Bambu tersebut yang mencoba melarikan diri ke luar negeri.

Wakil Direktur Ekonomi Divisi Kejahatan Kementerian Keamanan Publik, Liu Dong mengatakan tim dibentuk berdasarkan beberapa kriteria, di antaranya berusia rata-rata 30 tahun, mampu berbahasa asing dan berpendidikan tinggi.

Latar belakang pendidikan tersebut, Liu katakan, bisa dari ekonomi, hukum, bahasa asing dan manajemen bisnis, dikutip dari kantor berita Xinhua.

Liu mengaku setiap anggota tim telah menjalani tes EQ atau kecerdasan emosional. Tes ini diperlukan agar setiap anggota tim mampu menangani penegakan hukum di luar negeri dan ketika sedang dalam kesulitan.

"Kami tidak memiliki kewenangan dalam penegakan hukum di luar negeri, jadi kami harus memahami dan menghormati hukum setempat," ujar Liu.

Nantinya, setiap anggota tim ini akan ditugaskan ke luar negeri setidaknya 10 kali selama kurun waktu kurang dari enam bulan.

Pemerintah Tiongkok memang meluncurkan sebuah operasi pemburu koruptor atau yang diistilahkan dengan "Berburu Rubah" pada tahun lalu. Operasi ini dibuat setelah beberapa terduga koruptor diketahui melarikan diri dan mencoba mencari tempat bersembunyi di luar negeri.

Tidak banyak publik mengetahui tentang operasi ini.

Menurut Badan Pengawas Korupsi Partai di Tiongkok, setidaknya 500 terduga koruptor telah dipulangkan tahun lalu bersama dengan uang senilai lebih dari US$484,32 juta.

Tiongkok menempatkan Amerika Serikat sebagai deretan negara paling atas yang menjadi tujuan kebanyakan terduga koruptor melarikan diri.

Pemerintah Tiongkok menduga lebih dari 150 buronan yang terlibat tindak pidana korupsi berada di AS.

Namun, kedua negara ini tidak memiliki perjanjian ekstradisi. Pemerintah AS pun sejak lama merasa keberatan untuk menyerahkan buron-buron tersebut karena lemahnya transparansi serta proses dalam sistem peradilan Tiongkok.

Sementara Liu menekankan perlunya kerja sama dengan pejabat lokal, di beberapa situasi tampak bahwa kepolisian Tiongkok tidak bersikap demikian.

Seperti dilansir Sydney Morning Herald minggu ini, kepolisian Tiongkok telah memasuki wilayah Australia dengan menyamar. Mereka mencoba membawa seorang tersangka penipuan kembali ke Tiongkok untuk kemudian diadili. Namun, mengutip pernyataan wakil pemerintah di sana, Canberra memprotes Beijing atas sikap tersebut.

Pemberantasan korupsi telah menjadi kampanye utama Presiden Tiongkok Xi Jinping. Ia berjanji untuk memburu mulai dari pejabat tinggi 'harimau' hingga pejabat rendah 'lalat' yang terlibat tindak pidana korupsi.