Kemelut Berkepanjangan, Partai Golkar Tidak Siap Hadapi Pemilukada

RiauCitizen.com, Politik - Partai Golkar terus berkonflik hingga kini. Terakhir, putusan sela PTUN menunda SK Menkumham yang menerima kepengurusan Golkar kubu Agung Laksono.

Pengamat Politik dari Founding Fathers House (FFH) Dian Permata menilai Partai Golkar (PG) dikhawatirkan kehilangan daya magnet bagi calon kepala daerah.

Konflik terus yang mendera partai beringin ini dan paska putusan sela PTUN Jakarta Timur adalah sebagian alasannya.

"Calon kepala daerah yang mencoba peruntungan di pilkada serentak 2015 diperkirakan akan memikirkan ulang memeroleh tiket dari PG," kata Dian ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Sabtu (4/4/2015).

Alasan mereka karena calon peserta akan kebingungan struktur PG yang mana diakui pemerintah dan KPU. Menurut Dian, kebingungan makin bertambah apabila mendengarkan putusan sela PTUN Jakarta Timur.

Apalagi selama ini mayoritas partai politik menggunakan mekanisme restu atau tiket pilkada didapat melalui sistim sentralisasi atau top down atau dari atas ke bawah. Dari DPP baru ke DPW atau DPC.

Dia mengatakan dengan jenjang seperti para calon kepala daerah tentu saja akan mengunakan pola main aman. Yakni menggunakan partai politik atau perahu politik yang tidak rentan berbau konflik internal. Karena itu, PG harus memperhatikan suasana kebatinan dari para calon peserta kepala daerah soal ketakutan tersebut. Apalagi pilkada serentak di 2015 berjumlah 204 pilkada.

"Tentu momentum sayang untuk dilewatkan partai sebesar PG. Dan sayang sekali apabila daerah-daerah lumbung suara PG juga tergerus partai lain lantaran konflik internal yang berkepanjangan itu," ujarnya. (tbn/kar)