Alam Riau

Portal Berita Riau

Receive all updates via Facebook. Just Click the Like Button Below

Powered By | Blog Gadgets Via Blogger Widgets

Menhut Siti Nurbaya, Bicara Batu Mulia

RiauCitizen.com Lampung - Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya punya kenangan khusus dengan sebuah batu Pirus berwarna biru-hijau. Ia mengenalnya tahun 1975 silam. Cantik, warnanya yang khas sulit ditandingi batu lain. Batu itu bertambah nilainya, karena yang memberikannya adalah sang ibunda.


"Waktu ibu saya wafat, ayah saya memberikan batu Pirus ibu saya untuk saya. Saya kebetulan suka batu jadi dipakai terus, sekarang tidak, karena ringnya sudah tak muat," kata dia.


Mantan Kepala Bappeda Provinsi Lampung ini menyukai batu dengan alasan lain lagi. Filosofi dalam batu itu, katanya, ada makna istimewa.


Apalagi batu mulia bagi Siti mendukung pekerjaannya sebagai perencana. Batu memberi andil mempermudah mencari solusi saat ia menghadapi masalah pekerjaan.


Maka tak heran wanita berkacamata tebal ini sejak di Lampung hingga studi di luar negeri, selalu menyempatkan diri menelisik batu mulia.


Ia punya banyak koleksi yang dikumpulkannya sejak zaman kuliah dulu.Siti mengaku memang kini lebih suka memakai cincin emas bermata batu ruby dan bacan khas Halmahera yang berukuran kecil.


"Yang saya pakai ini bacan, bukan karena lagi terkenal, tapi saya pakai sudah lama," kata mantan Sekjen Depdagri itu.


Ia juga mengenakan gelang dengan hiasan giok berwarna hijau yang indah. "Ini kecil dan gak mahal. Saya hanya seneng ngeliatnya," kata mantan Sekjen DPD RI itu.


Ketertarikan dengan batu itu pula ia sinkronkan dengan pengetahuan ilmiah. Pada tahun 1985, saat ia  sekolah di Belanda, mempelajari areal photography rural and land ecology.


Saat itu ia belajar tentang geomorfologi, rasa ingin tahunya terjawab perlahan-lahan saat itu.


"Saat selesai kuliah  tahun 1988, saya  berdiskusi dengan LIPI waktu itu Puslitbang Geoteknologi dan Puslitbang ESDM," ucapnya.


Saat itu LIPI menyosialisasikan geologi kuarterner itu penting untuk perencanaan daerah. Itu ternyata mengungkap keberadaan batu mulia yang kaya terkait dengan kondisi alam di lokasi asalnya.


Geologi kuarter adalah suatu kondisi dengan konsekuensi, misalnya daerah patahan yang rawan gempa atau daerah longsor. Itu biasanya punya corak batu bagus-bagus dan berwarna-warni.


"Perencanaan daerah juga sangat bergantung dengan geomorfologis wilayahnya," ujarnya.


Menurut Siti, di daerah yang ada patahan, daerah vulkanik, atau daerah yang banyak ditemukan emas, hampir pasti di daerah itu banyak gemstone berwarna-warni. (Pba)


Sumber Harianlampung.com

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Menhut Siti Nurbaya, Bicara Batu Mulia"

 
Copyright © 2015 Alam Riau - All Rights Reserved
Back To Top